A.
Definisi Konseptual Kreativitas
1. Kreativitas sebagai Proses
· Kreativitas
adalah suatu proses yang menghasilkan sesuatu yang baru, apakah suatu gagasan
atau suatu objek dalam suatu bentuk atau susunan yang baru (Hurlock 1978)
· Proses
kreatif sebagai “ munculnya dalam tindakan suatu produk baru yang tumbuh dari
keunikan individu di satu pihak, dan dari kejadian, orang-orang, dan keadaan hidupnya
dilain pihak” (Rogers, 1982)
2. Kreativitas sebagai Produk
· Kreativitas
sebagai kemampuan untuk menghasilkan sesuatu yang baru (1965).
· Kecuali
unsur baru, juga terkandung peran faktor lingkungan dan waktu (masa). Produk
baru dapat disebut karya kreatif jika mendapatkan pengakuan (penghargaan) oleh
masyarakat pada waktu tertentu (Stein, 1963). Namun menurut ahli lain
pertama-tama bukan suatu karya kreatif bermakna bagi umum, tetapi terutama bagi
si pencipta sendiri.
· Kreativitas
atau daya kreasi itu dalam masyarakat yang progresif dihargai sedemikian
tingginya dan dianggap begitu penting sehinnga untuk memupuk dan
mengembangkannya dibentuk laboratorium atau bengkel-bengkel khusus tang tersedia tempat, waktu dan
fasilitas yang diperlukan (Selo Sumardjan 1983). Beliau mengingatkan pentingnya
bagian Desain dan Penelitian dan Pengembangan sebagai bagian yang vital dari
suatu industri
3. Kreativitas ditinjau dari segi
Pribadi
· Kreatifitas
merupakan ungkapan unik dari seluruh pribadi sebagai hasil interaksi individu,
perasaan, sikap dan perilakunya.
· Kreatifitas
mulai dengan kemampuan individu untuk menciptakan sesuatu yang baru. Biasanya
seorang individu yang kreatif memiliki sifat yang mandiri. Ia tidak merasa
terikat pada nilai-nilai dan norma-norma umum yang berlaku dalam bidang
keahliannya. Ia memiliki system nilai dan system apresiasi hidup sendiri yang
mungkin tidak sama yang dianut oleh masyarakat ramai. Dengan perkataan lain:
“Kreativitas merupakan sifat pribadi seorang individu (dan bukan merupakan
sifat social yang dihayati oleh
masyarakat) yang tercermin dari kemampuannya untuk menciptakan sesuatu yang
baru (Selo Soemardjan 1983)
B.
Definisi Operasional Kreativitas
Kreativitas
merupakan : “Kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibilitas),
dan originalitas dalam berfikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi
(mengembangkan, memperkayam memperinci( suatu gagasan”.(Munandar SCU, 1077).
C.
Teori – Teori kreativitas
Teori yang melandasi pengembangan
kreativitas dapat dibedakan menjadi 3, yaitu:
1.
Teori Psikoanalisis
Pribadi kreatif dipandang sebagai
seorang yang pernah mengalami traumatis, yang dihadapi dengan memunculkan
gagasan - gagasan yang disadari dan tidak disadari bercampur menjadi pemecahan
inovatif dari trauma. Teori ini terdiri dari:
a. Teori
Freud
Freud menjelaskan proses kretif
dari mekanisme pertahanan (defence mechanism). Freud percaya bahwa meskipun
kebanyakan mekanisme pertahanan menghambat tindakan kreatif, mekanisme
sublimasi justru merupakan penyebab utama kreativitas karena kebutuhan seksual
tidak dapat dipenuhi, maka terjadi sublimasi dan merupakan awal imajinasi.
Macam mekanisme pertahanan:
- Represi - regresi
- Konpensasi - Proyeksi
- Sublimasi - Pembentukan reaksi
- Rasionalisasi - Pemindahan
- Identifikasi - Kompartementalisasi
- Introjeksi
b. Teori
Ernest Kris
Ernest Kris (1900-1957)
menekankan bahwa mekanisme pertahanan regresi seiring memunculkan tindakan
kreatif.Orang yang kreatif menurut teori ini adalah mereka yang paling mampu
“memanggil” bahan dari alam pikiran tidak sadar. Seorang yang kreatif tidak
mengalami hambatan untuk bisa “seperti anak” dalam pemikirannya. Mereka
dapat mempertahankan “sikap bermain” mengenai masalah - masalah
serius dalam kehidupannya. Dengan demikian mereka mampu malihat masalah-masalah
dengan cara yang segar dan inovatif, mereka melakukan regresi demi bertahannya
ego (Regression in The Survive of The Ego)
c. Teori
Carl Jung
Carl Jung (1875-1967) percaya
bahwa alam ketidaksadaran (ketidaksadaran kolektif) memainkan peranan yang amat
penting dalam pemunculan kreativitas tingkat tinggi. Dari ketidaksadaran
kolektif ini timbil penemuan, teori, seni dan karya-karya baru lainnya.
2. Teori Humanistik
Teori Humanistik melikat kreativitas sebagai
hasil dari kesehatan psikologis
tingkat tinggi. Teori Humanistik meliputi:
a.
Teori Maslow.
Abraham
Maslow (1908-1970) berpendapat manusia mempunyai naluri-naluri dasar yang
menjadi nyata sebagai kebutuhan.
Kebutuhan tersebut adalah:
- Kebutuhan fisik/biologis
- Kebutuhan akan rasa aman
- Kebutuhan akan rasa dimiliki
(sense of belonging) dan cinta
- Kebutuhan akan penghagaan dan
harga diri
- Kebutuhan aktualisasi /
perwujudan diri
- Kebutuhan estetik
Kebutuhan-kebutuhan tersebut
mempunyai urutan hierarki. Keempat Kebutuhan pertama disebut kebutuhan
“deficiency”. Kedua Kebutuhan berikutnya (aktualisasi diri dan estetik atau
transendentasi) disebut kebutuhan “being”. Proses perwujudan diri erat
kaitannya dengan kreativitas. Bila bebas
dari neurosis, orang yang mewujudkan dirinya mampu memusatkan dirinya pada yang
hakiki. Mereka mencapai “peak experience” saat mendapat kilasan ilham (flash of
insight)
b.
Teori Rogers.
Carl
Rogers (1902-1987) tiga kondisi internal dari pribadi yang kreatif, yaitu:
·
Keterbukaan terhadap pengalaman
·
Kemampuan untuk menilai situasi patokan pribadi
seseorang (internal locus of evaluation)
·
Kemampuan untuk bereksperimen, untuk “bermain”
dengan konsep-konsep.
Apabila seseorang memiliki ketiga
ciri ini maka kesehatan psikologis sangat baik. Orang tersebut diatas akan
berfungsi sepenuhnya menghasilkan karya-karya kreatif, dan hidup secara
kreatif. Ketiga ciri atau kondisi tersebut juga merupakan dorongan dari dalam
(internal press) untuk kreasi.
3. Teori
Cziksentmihalyi
·
Ciri pertama yang memudahkan tumbuhnya kreativitas
adalah Predisposisi genetis (genetic predispotition). Contoh seorang yang
system sensorisnya peka terhadap warna lebih mudah menjadi pelukis, peka
terhadap nada lebih mudah menjadi pemusik.
·
Minat pada usia dini pada ranah tertentu. Minat
menyebabkan seseorang terlibat secara mendalam terhadap ranah tertentu,
sehingga mencapai kemahiran dan keunggulan kreativitas.
·
Akses terhadap suatu bidang. Adanya sarana dan
prasarana serta adanya pembina/mentor dalam bidang yang diminati sangat membantu pengembangan bakat.
·
Access to a field. Kemampuan berkomunikasi dan
berinteraksi dengan teman sejawat + tokoh-tokoh penting dalam bidang yang
digeluti, memperoleh informasi yang terakhir, mendapatkan kesempatan bekerja sama
dengan pakar-pakar dalam bidang yang diminati sangat penting untuk mendapatkan
pengakuan + penghargaan dari orang-orang penting.
·
Orang-orang kreatif ditandai adanya kemampuan
mereka yang luar biasa untuk menyesuaikan diri terhadap hampir setiap situasi
dan untuk melakukan apa yang perlu untuk mencapau tujuannya.