Sabtu, 22 April 2017

Penulisan 2

Contoh Kasus Terapi Rational Emotive Therapy  

A adalah seorang penulis best seller, sukses dan terkenal. Suatu hari ia bertemu dengan penggemar yang fanatik terhadap tulisannya. Penggemar tersebut mengira bahwa apa yang A tulis adalah cerita tentang dirinya yang mengalami masalah sehingga berbuat hal yang tidak diinginkan terhadap orang yang tidak bersalah. Tetapi penggemar tersebut kecewa dengan akhir dari novel yang ditulis oleh A. Kemudian penggemar tersebut dibawa ke kantor polisi karena telah terbukti melakukan kejahatan kepada A. Setelah beberapa hari A mengunjungi penggemar tersebut ke kantor polisi dan A mengatakan bahwa novel yang ia tulis bukan kisah tentang penggemar tersebut tetapi penggemar tersebut tidak percaya oleh apa yang dikatakan A. Penggemar tersebut kemudian menuduhnya bahwa tulisan A membuat hidupnya hancur dan mengancam bahwa A akan mengalami hal yang sama seperti apa yang dialami oleh penggemar tersebut. Seminggu kemudian penggemar dikabarkan bunuh diri dan menuliskan kemarahannya pada A. Setelah itu A merasa depresi, kehilangan semangat hidup, dan tidak bisa menulis novel lagi karena tertekan dengan apa yang ia alami. Setiap hari ia mencoba menulis novel tetapi tetap tidak bisa akhirnya ia cuman ngurung diri di kamar. Kemudian muncul pemikiran yang tidak rasional yaitu mencoba bunuh diri tetapi sesaat kemudian A sadar bawa pemikiran seperti itu tidak berguna.

Minggu, 16 April 2017

Tugas Pertemuan 2 : Logoterapi, Rational Emotive Therapy, Terapi Kelompok, Terapi Perilaku

I.              Logoterapi
Logoterapi diperkenalkan oleh Viktor Frankl, seorang dokter ahli penyakit saraf dan jiwa (neuro-psikiater). Logoterapi berasal dari kata “logos” yang dalam bahasa Yunani berarti makna (meaning) dan juga rohani (spirituality), sedangkan terapi adalah penyembuhan atau pengobatan. Logoterapi secara umum dapat digambarkan sebagai corak psikologi/ psikiatri yang mengakui adanya dimensi kerohanian pada manusia di samping dimensi ragawi dan kejiwaan, serta beranggapan bahwa makna hidup (the meaning of life) dan hasrat untuk hidup bermakna (the will of meaning) merupakan motivasi utama manusia guna meraih taraf kehidupan bermakna (the meaningful life) yang didambakannya.